Ketika membandingkan Windows dan Linux, salah satu aspek paling fundamental yang sering terlewat adalah perbedaan sistem file (file system) dan penanganan partisi. Padahal, aspek inilah yang paling menentukan bagaimana sistem operasi menyimpan data, membaca file, mengatur izin akses, menghindari kerusakan data, dan mengelola performa disk secara keseluruhan.
Pada artikel pillar post ini, kita akan membahas secara mendalam perbedaan antara sistem file Linux dan Windows, dimulai dari konsep paling dasar hingga ke detail teknis. Pembahasan mencakup:
- Perbedaan sistem file utama: NTFS vs ext4
- Cara Linux mengenali dan menamai disk (/dev/sda1, /dev/nvme0n1, dll.)
- Konsep mount point dan bagaimana Linux “menempelkan” partisi ke direktori tertentu
- Perbedaan struktur direktori Linux dan Windows dari sudut pandang arsitektur sistem operasi
Artikel ini ditulis menggunakan bahasa teknis formal namun tetap mudah dipahami, dan cocok dijadikan referensi utama bagi pengguna, admin sistem, mahasiswa IT, maupun praktisi keamanan jaringan.
1. Memahami File System: NTFS (Windows) vs ext4 (Linux)
Apa itu File System?
File system adalah mekanisme yang digunakan sistem operasi untuk mengatur bagaimana data disimpan, diakses, dan dikelola di dalam partisi atau media penyimpanan. Tanpa file system, sebuah hard disk atau SSD hanyalah sekumpulan blok data tanpa struktur.
Windows dan Linux menggunakan file system yang berbeda, masing-masing dirancang sesuai filosofi dan kebutuhan sistem operasinya.
File System pada Windows: NTFS
Windows modern (Windows 7 hingga Windows 11) secara default menggunakan NTFS (New Technology File System). NTFS dirancang oleh Microsoft untuk menyediakan ekosistem penyimpanan yang kuat, stabil, dan mendukung fitur-fitur tingkat enterprise.
Fitur utama NTFS:
- Journaling – menghindari kerusakan data saat listrik mati atau crash
- Encryption (EFS) – enkripsi berbasis sistem operasi
- File Permission – pembatasan akses file berbasis ACL
- Compression – kompresi file untuk menghemat ruang
- Quota – batas penggunaan disk per user
File System pada Linux: ext4
Linux modern umumnya menggunakan ext4 (Fourth Extended Filesystem) sebagai default. ext4 terkenal karena stabilitas, performa tinggi, serta toleransi terhadap fragmentasi yang sangat baik.
Fitur utama ext4:
- Journaling
- Backward compatibility dengan ext2/ext3
- Fragmentasi sangat rendah
- Dukungan ukuran volume hingga exabyte
- Time-stamping nanosecond
- Lebih cepat dalam indexing dan handling file kecil
- Izin file berbasis ownership dan permission (chmod, chown)
Perbandingan NTFS vs ext4 (Tabel Teknis)
| Aspek | NTFS (Windows) | ext4 (Linux) |
|---|---|---|
| Model izin file | ACL (Access Control List) | Permission + Ownership (POSIX) |
| Fragmentasi | Rentan | Hampir tidak terjadi |
| Performa | Optimal untuk Windows | Optimal untuk kernel Linux |
| Maksimal ukuran file | 16 TB | 16 TB |
| Maksimal ukuran volume | 256 TB | 1 EB |
| Journaling | Ada | Ada |
| Keamanan | EFS | Permission ketat tingkat kernel |
| Kompatibilitas | Native Windows | Native Linux |
Kesimpulan Utama
- NTFS lebih cocok untuk ekosistem Windows dan aplikasi enterprise berbasis Microsoft.
- ext4 lebih stabil di lingkungan Linux, cepat, dan ideal untuk server, workstation, maupun distribusi desktop.
2. Cara Linux Mengenali dan Menamai Disk: /dev/sda1, /dev/sdb, /dev/nvme0n1
Salah satu perbedaan paling mencolok antara Linux dan Windows adalah cara mereka menamai perangkat penyimpanan.
Bagaimana Windows mengenali disk?
Windows menggunakan drive letter seperti:
*C:* → partisi sistem*D:* → data
*E:* → flashdisk
Setiap partisi memiliki "akar" (root) sendiri.
Bagaimana Linux mengenali disk?
Linux tidak menggunakan huruf drive. Semua disk dikenali sebagai device file dalam direktori:
Beberapa contoh penamaan:
| Device | Arti |
|---|---|
| /dev/sda | Disk pertama (SATA/SCSI) |
| /dev/sdb | Disk kedua |
| /dev/sda1 | Partisi pertama di disk sda |
| /dev/sda2 | Partisi kedua |
| /dev/nvme0n1 | NVMe pertama |
| /dev/nvme0n1p1 | Partisi pertama NVMe |
Cara Linux memberi nama disk
Linux menamai disk berdasarkan:
- Jenis interface (SATA, NVMe, USB)
- Urutan deteksi perangkat
- Struktur partisi
Contoh skenario
Anda punya satu SSD dengan tiga partisi:
Di Linux:
- sda = keseluruhan disk
- sda1 = partisi pertama
- sda2 = partisi kedua
- sda3 = partisi ketiga
Tidak ada C:, D:, atau E:.
3. Konsep Mount Point: Cara Linux “Menempelkan” Partisi ke Direktori
Konsep mounting adalah bagian yang membuat Linux sangat fleksibel dan lebih logis dibandingkan model drive letter pada Windows.
Bagaimana Windows memperlakukan partisi?
Windows membuat setiap partisi menjadi root direktori masing-masing:
- C:\
- D:\
- E:\
Setiap drive berdiri sendiri.
Bagaimana Linux memperlakukan partisi?
Linux memiliki satu root directory tunggal:
Untuk menggunakan partisi, Linux meng-mount partisi ke sebuah folder.
Contoh perintah:
Setelah itu, isi partisi muncul di:
Artinya, partisi tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari pohon direktori.
Direktori penting terkait mounting
| Direktori | Fungsi |
|---|---|
/ | Root filesystem utama |
/boot | Kernel & bootloader |
/home | Data user |
/var | Log, database, cache |
/mnt | Mount manual |
/media | Auto-mount untuk USB/Drive eksternal |
Contoh betapa fleksibelnya Linux
Anda bisa memasang partisi di mana saja.
Misal membuat partisi khusus untuk database:
Atau membuat folder video terpisah:
Konsep mounting inilah yang membuat Linux cocok untuk server.
Jika satu partisi rusak, direktori lain tetap aman. Kapasitas disk dapat diperluas tanpa mengganggu struktur direktori.
4. Perbedaan Struktur Direktori Linux dan Windows
Struktur direktori di Windows dan Linux berbeda secara fundamental.
Struktur Direktori Windows
Windows menggunakan struktur root per drive:
- C:\Windows
- C:\Program Files
- D:\Movies
- E:\Documents
Artinya, setiap drive memulai hierarki baru.
Struktur Direktori Linux
Linux menggunakan model single unified directory tree, dimulai dari:
Di bawahnya terdapat struktur standar (FHS – Filesystem Hierarchy Standard).
Penjelasan direktori penting di Linux
| Direktori | Kegunaan |
|---|---|
/ | Root semua direktori |
/bin | Program dasar (binary) |
/etc | File konfigurasi |
/home | Folder user |
/root | Home untuk root user |
/usr | Aplikasi & library |
/var | Log, cache, database |
/boot | Kernel & bootloader |
/media | Otomatis untuk USB |
/mnt | Manual mount |
Contoh pohon direktori
Semua partisi (SSD, HDD, USB, NAS) dapat ditempelkan ke direktori mana pun di dalam struktur ini.
Perbedaan Filosofi
Windows menggunakan pendekatan drive-centric.Linux menggunakan pendekatan system-centric atau unified tree.
Model Linux dianggap lebih konsisten dan scalable untuk server dan sistem besar.
![]() |
| Hirarki standar file system Linux |
Kesimpulan Utama: Perbedaan Sistem File Linux dan Windows
| Aspek | Windows | Linux |
|---|---|---|
| Penamaan partisi | C:, D:, E: | /dev/sda1, /dev/sdb |
| Struktur direktori | Per drive | Satu pohon tunggal (/) |
| File system utama | NTFS | ext4 |
| Mounting | Otomatis & fixed | Manual/otomatis ke folder |
| Fleksibilitas | Terbatas | Sangat modular |
| Target utama | Desktop & enterprise Windows | Desktop, server, cloud, embedded |
Penutup
Memahami perbedaan sistem file antara Linux dan Windows sangat penting, terutama bagi:
- administrator jaringan
- pengguna Linux yang ingin memahami arsitektur sistem
- praktisi keamanan
- developer
- mahasiswa IT
- pengguna dual-boot Windows–Linux
Artikel ini memberikan fondasi kuat untuk memahami bagaimana kedua sistem mengatur data, mengelola partisi, dan membangun struktur direktori. Dengan konsep ini, Anda bisa lebih mudah mempelajari topik lanjutan seperti LVM, ZFS, Btrfs, permission Linux, hingga skema partisi server.
