Mengenal DNS Zone

Fondasi Penting di Balik Akses Website dan Internet

Ketika kita mengetik alamat website seperti jurnal.my.id di browser, jarang sekali kita berpikir tentang proses kompleks yang terjadi di balik layar. Padahal, sebelum halaman website tampil, ada satu sistem penting yang bekerja tanpa henti: DNS (Domain Name System).
Di dalam DNS, terdapat komponen krusial yang disebut DNS Zone.

Artikel ini akan membahas secara menyeluruh apa itu DNS Zone, bagaimana cara kerjanya, jenis-jenis DNS record beserta fungsinya, analogi sederhana untuk memudahkan pemahaman, dan ditutup dengan kesimpulan yang komprehensif.


Apa Itu DNS Zone?

DNS Zone adalah bagian dari sistem DNS yang berisi kumpulan konfigurasi dan catatan (record) untuk sebuah domain.
DNS Zone disimpan dan dikelola pada DNS Server, dan bertugas menjawab pertanyaan seperti:

  • Ke mana domain ini harus diarahkan?
  • Server mana yang menangani email?
  • Subdomain ini mengarah ke mana?
  • Apakah domain ini aman untuk email?

Secara sederhana:

DNS Zone adalah “buku petunjuk resmi” sebuah domain di internet.

Fungsi Utama DNS Zone

DNS Zone memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:

  1. Menerjemahkan nama domain ke alamat IP
  2. Mengatur arah lalu lintas website dan email
  3. Menentukan server yang berwenang
  4. Mendukung keamanan email dan domain
  5. Mengatur subdomain dan layanan tambahan

Tanpa DNS Zone yang benar, domain bisa:

  • Tidak bisa diakses
  • Email gagal terkirim
  • Website mengarah ke server yang salah
  • Rentan terhadap spoofing dan penyalahgunaan

Jenis-Jenis DNS Record dan Fungsinya

Di dalam DNS Zone terdapat berbagai DNS Record. Setiap record memiliki peran spesifik.


1. A Record (Address Record)

Fungsi:
Menghubungkan nama domain ke alamat IP IPv4.

Contoh:

jurnal.my.id216.239.34.21

Analogi:

A Record seperti alamat rumah.
Jika nama domain adalah nama orang, maka IP address adalah alamat rumah tempat orang tersebut tinggal.

2. AAAA Record

Fungsi:
Menghubungkan domain ke alamat IP IPv6.

Analogi:

Sama seperti A Record, tetapi ini adalah alamat rumah versi baru, lebih panjang dan modern.

3. CNAME Record (Canonical Name)

Fungsi:
Menghubungkan satu domain ke domain lain (alias). Contoh:

www.jurnal.my.id → jurnal.my.id

Analogi:

CNAME seperti nama panggilan.
Seseorang bisa dipanggil “Budi”, “Pak Budi”, atau “Mas Budi”, tapi orangnya tetap sama.

4. MX Record (Mail Exchange)

Fungsi:
Menentukan server email yang bertanggung jawab menerima email domain. Contoh:

jurnal.my.id → mail.jurnal.my.id

Analogi:

MX Record seperti kantor pos utama.
Semua surat (email) akan dikirim ke kantor pos ini terlebih dahulu.

5. TXT Record

Fungsi:
Menyimpan informasi teks untuk keperluan verifikasi dan keamanan.

Biasanya digunakan untuk:

  • SPF
  • DKIM
  • DMARC
  • Verifikasi Google, Microsoft, dll

Analogi:

TXT Record seperti catatan resmi atau surat keterangan yang ditempel di kantor, berisi aturan dan pernyataan resmi.

6. SPF Record (via TXT)

Fungsi:
Menentukan server mana yang boleh mengirim email atas nama domain.

Analogi:

SPF seperti daftar pegawai resmi.
Jika email dikirim oleh orang yang tidak ada di daftar, maka dianggap mencurigakan.

7. DKIM Record

Fungsi:
Memberi tanda tangan digital pada email agar tidak dimodifikasi di tengah jalan.

Analogi:

DKIM seperti segel dan tanda tangan di amplop surat.
Jika segel rusak, penerima tahu surat telah diutak-atik.

8. DMARC Record

Fungsi:
Memberi kebijakan apa yang harus dilakukan jika email gagal SPF atau DKIM.

Analogi:

DMARC seperti instruksi keamanan:
Jika ada surat palsu, apakah harus dibuang, ditolak, atau hanya dilaporkan?

9. NS Record (Name Server)

Fungsi:
Menentukan DNS Server yang berwenang untuk domain tersebut.

Analogi:

NS Record seperti kantor catatan sipil.
Jika ingin tahu data resmi sebuah domain, tanya ke kantor ini.

10. SOA Record (Start of Authority)

Fungsi:
Menandai informasi utama DNS Zone, termasuk:

  • Primary DNS
  • Email admin
  • Serial number
  • Interval sinkronisasi

Analogi:

SOA adalah akta kelahiran domain.
Di sinilah informasi inti dan otoritas domain ditetapkan.

11. PTR Record (Reverse DNS)

Fungsi:
Menghubungkan IP Address ke nama domain (kebalikan A Record).

Analogi:

Jika A Record adalah mencari alamat dari nama,
PTR Record adalah mencari nama dari alamat.

12. SRV Record

Fungsi:
Menentukan layanan tertentu seperti:

VoIP, Chat server dan Game server

Analogi:

SRV seperti papan petunjuk di gedung:
Layanan A di lantai 2, layanan B di lantai 5.

Posisi menu Zone Editor di cpanel



Hubungan DNS Zone dengan Hosting dan cPanel

Dalam konteks hosting (terutama cPanel):

  • DNS Zone biasanya otomatis dibuat
  • Bisa diedit melalui Zone Editor
  • Setiap kesalahan kecil bisa berdampak besar

Contohnya:

  • Salah MX → email tidak masuk
  • Salah A Record → website down
  • Salah TXT → email masuk spam

Contoh record-record pada domain


Contoh record-record pada domain



Kesimpulan Penutup

DNS Zone adalah fondasi utama yang menopang seluruh aktivitas domain di internet. Tanpa DNS Zone yang benar dan terkonfigurasi dengan baik, website dan email tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Setiap DNS Record memiliki peran yang spesifik:

  • A & AAAA menentukan tujuan utama domain
  • CNAME mempermudah pengelolaan alias
  • MX memastikan email sampai ke tujuan
  • TXT, SPF, DKIM, DMARC menjaga reputasi dan keamanan
  • NS & SOA memastikan otoritas dan konsistensi
  • SRV & PTR mendukung layanan lanjutan dan kepercayaan server

Jika diibaratkan, DNS Zone adalah peta kota, DNS Record adalah rambu dan alamat, dan DNS Server adalah petugas informasi.
Tanpa peta yang jelas dan rambu yang benar, semua orang akan tersesat.

Memahami DNS Zone bukan hanya penting bagi administrator server, tetapi juga bagi pemilik website, blogger, dan siapa pun yang ingin serius membangun kehadiran di internet secara profesional dan aman.

Memahami Propagasi DNS

Keluarga Ubuntu

Zorin OS Review (2025)